Makalah Pancasila


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu subjek pendidikan adalah pelajar yang termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa terdiri dari para pemuda atau biasa dikenal dengan istilah generasi muda. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik ( Erma Astuti.2001 ).
Universitas merupakan tempat mahasiswa untuk menuntut ilmu. Akan tetapi,  tidak setiap daerah mempunyai universitas sebagai tempat menuntut ilmu, sehingga kebanyakan mahasiswa menuntut ilmu di luar daerah asalnya. Karena tinggal jauh dari orangtua maka mahasiswa memperlukan tempat tinggal selama kuliah, yang biasa kita kenal dengan istilah kos.
UNNES merupakan salah satu universitas negeri yang ada di Jawa Tengah. Mahasiswa UNNES berasal dari berbagai daerah, bahkan lintas provinsi dan lintas pulau. Dikarenakan sebagian besar mahasiswa UNNES berasal dari daerah luar Semarang, maka banyak mahasiswa yang tinggal di kos. Ada beberapa tipe kos yang ada di Semarang. Ada jenis kos yang terdapat ibu/bapak kosnya dan adapula kos-kosan yang tidak terdapat Ibu/Bapak kosnya. Ternyata hal ini juga berpengaruh terhadap pergaulan mahasiswa dan sikap mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyusun makalah ini dengan judul “Pengaruh Keberadaan Ibu/Bapak Kos terhadap Pergaulan Mahasiswa UNNES”

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah keberadaan ibu/bapak kos berpengaruh terhadap pergaulan dan sikap mahasiswa UNNES?
2.      Bagaimana pandangan mahasiswa UNNES terhadap keberadaan ibu/bapak kos di kos-kosan?


C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1.      Mengetahui apakah keberadaan ibu/bapak kos berpengaruh terhadap pergaulan mahasiswa UNNES.
2.      Mengetahui pandangan mahasiswa UNNES terhadap keberadaan ibu/bapak kos di kos-kosan.

D.    Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin penulis peroleh dalam penulisan makalah ini antara lain:
1.      Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis.
2.      Dapat dijadikan bahan literatur bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa UNNES.





















BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Mahasiswa
Menurut bahasa, kata mahasiswa berasal dari dua kata, yakni maha dan siswa. Maha berarti tinggi, sedangkan siswa berarti pelajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa adalah orang yang telah terdaftar di perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Jadi, secara istilah dapat dikatakan bahwa mahasiswa adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan moral yang dapat digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sosial ( uchimoetcweet.wordpress.com ).
Mahasiswa merupakan tingkatan tertinggi dari pelajar. Sebagian besar mahasiswa adalah remaja yang baru menginjak dewasa. Dalam kondisi ini maka mahasiswa berada dalam kondisi yang belum stabil karena ia berada dalam tahap peralihan dari remaja menuju dewasa.
Mahasiswa juga dapat dikatakan sebuah komunitas yang sangat unik yang berada di tengah-tengah masyarakat dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan kelebihan dan kesempatan yang dimilikinya, maka tidak pantas jika seorang mahasiswa mementingkan kepentingan pribadi ( apatis ) tanpa memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa dapat dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk peradaban Bangsa Indonesia.
B.     Etika Pergaulan
Etika pergaulan mahasiswa didefinisikan sebagai seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan sesama warga sivitas akademika dan masyarakat sekitarnya. Dalam pergaulan antar warga sivitas akademika, seharusnya mahasiswa mengembangkan kepribadian, sopan santun, nilai-nilai budaya dan agama sebagai landasan utamanya.
Dalam sebuah tulisan hasil karya mahasiswa Universitas Gunadarma, etika pergaulan mahasiswa dapat dibagi menjadi dua, yaitu etika pergaulan di dalam kampus dan etika pergaulan di luar kampus. Etika pergaulan di dalam kampus meliputi berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus, menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah, mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus, saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa, memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat, berperilaku dan bertutur kata yang sopan, tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral. Sedangkan etika pergaulan di luar kampus antara lain menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada, berperilaku dan bertutur kata yang baik mencerminkan sebagai mahasiswa, berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus

.





















BAB III
METODE PENELITIAN

A.           Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat : Lingkungan kampus dan daerah sekitar Universitas Negeri Semarang
2.      Waktu :  24 September-12 Oktober 2011

B.            Metode Penulisan
Dalam penulisan karya makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari sumber data melalui paparan dan gambaran yang jelas

C.           Sumber Data
1.      Buku
Sumber data pertama yang menjadi acuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah sumber data tertulis berupa buku-buku dari berbagai pengarang dan penerbit.
2.      Internet
Apabila data-data yang penulis butuhkan tidak ditemukan dalam buku-buku, maka penulis mencari data tersebut di internet.
3.      Angket
Angket digunakan untuk membuktikan hipotesa penulis dengan kenyataan sebenarnya.
4.      Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperjelas jawaban dari angket.

D.           Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan studi pustaka terhadap  buku-buku yang relevan dengan penelitian ini dan angket yang penulis sebarkan. Melalui langkah ini diharapkan penulis akan mendapatkan berbagai data mengenai seluk beluk masalah yang akan diteliti.
E.            Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data  dalam penelitian ini menempuh  beberapa tahap yaitu:
1.      Tahap deskripsi data, yaitu data-data yang telah berhasil dikumpulkan, kemudian dideskripsikan dan diidentifikasikan.
2.      Tahap klasifikasi data, yaitu data-data yang telah berhasil dideskripsikan kemudian digolongkan atau dikelompokan sesuai dengan permasalahan.
3.      Tahap analisis data, yaitu data-data yang telah diklasifikasikan kemudian dianalisis secara ilmiah.
4.      Tahap iterpretasi, yaitu data-data yang telah dianalisis kemudian diinterpretasikan atau ditafsirkan pemahamannya. Dengan demikian terjadi proses pemahaman secara bulat dan utuh.
5.      Tahap evaluasi, yaitu tahap akhir berupa proses penilaian terhadap keseluruhan hasil penelitian, sehingga diharapkan mencapai hasil yang baik.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Penelitian
1.    Tabel Hasil Penelitian
Tabel hasil penelitian tentang pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap perilaku remaja.
No

Pertanyaan
Jawaban

a
b
c
1
Apakah saat ini anda berada dalam kos yang di dalamnya terdapat ibu/bapak kosnya?
15
15
-
2
Apakah anda merasa nyaman dengan kos anda sekarang?
30
-
-
3
Jika anda harus memilih, lebih suka ada ibu/bapak kosnya atau tidak?
23
7
-
4
Jam berapa pintu kos anda dikunci?
1
23
6
5
Apakah anda sering kedatangan tamu lawan jenis?
4
5
21
6
Jika ada tamu lawan jenis apakah dia masuk ke dalam kos atau tidak?
7
23
-
7
Apakah ibu/bapak kos anda sering menegur saat tamu lawan jenis bertamu ke kos anda?
1
29
-
8
Apakah di kos anda sering terjadi pertikaian antar penghuni kos?
11
19
-
9
Siapakah yang melerai/ mendamaikan anda saat terjadi perselisihan?
7
8
15
10
Apakah ibu/bapak kos anda membatasi pergaulan anda dengan teman sebaya (dalam hal bepergian, berbicara, dan bersikap)?
1
9
10

Jumlah






B.     Pembahasan
Dari hasil data angket yang penulis bagikan kepada 30 mahasiswa semester 3 ke atas dari berbagai fakultas yang ada di UNNES, dapat diketahui bahwa sekitar 50 % mahasiswa UNNES tinggal dalam kos-kosan yang di dalamnya terdapat ibu/bapak kosnya, sedangkan 50 % lainnya tidak. 100 % mahasiswa tersebut menyatakan saat ini mereka betah berada di kos mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak terganggu dalam masalah pergaulan di lingkungan sekitar kos mereka. Dari hasil wawancara sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa rasa betah tersebut juga dipeoleh setelah mereka tinggal beberapa lama ( awalnya mereka betah, karena masih teringat dengan keluarga.
100 %  mahasiswa menyatakan jika disuruh memilih mereka lebih suka jika berada di kos-kosan yang terdapat ibu/bapak kosnya, termasuk di dalamnya mahasiswa yang tinggal di dalam kos yang tidak terdapat Ibu/Bapak kosnya. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa sebenarnya masih membutuhkan adanya orang yang lebih tua di kos mereka sebagai ganti dari orangtua mereka. Meskipun mereka saat ini sudah beranjak dewasa, akan tetapi mereka tetap membutuhkan arahan-arahan yang menunjukkan kepada mereka jalan yang benar.
Untuk kos-kosan yang terdapat ibu/bapak kosnya hampir 100% pintunya terkunci antara pukul 21-22 wib. Untuk kos yang tidak terdapat ibu/bapak kosnya, pintu kosnya ada yang selama 24 terbuka atau tidak terkunci. Padahal ini berbahaya untuk keamanan para mahasiswa, karena di daerah Gunungpati sering terjadi tindak kriminal. Hal ini menunjukkan bahwa ada tidaknya Ibu/Bapak kos bepengaruh secara tidak langsung terhadap pergaulan mahasisewa. Karena dengan tebukanya pintu selama 24 jam akan menjadikan mahasiswa dengan bebas keluar masuk kos, tanpa ada batas waktu, sehingga merekapun
Sebagian besar mahasiswa tidak menerima tamu lawan jenis. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa bergaul secara wajar. Akan tetapi sekitar 30% mahasiswa menyatakan bahwa di kos mereka sering terjadi pertikaian antar penghuni kos. Dan sebagian besar dari  tersebut adalah mahasiswa yang kosnya tidak terdapat ibu kosnya. Dari 15 mahasiswa yang di dalamnya terdapat Ibu/Bapak kosnya, 8 mahasiswa menjawab bahwa saat terjadi pertikaian orang yang melerainya adalah Ibu/Bapak kosnya, sedangkan 7 lainnya menjawab tidak pernah terjadi pertikaian di kos mereka. Dan untuk 15 mahasiswa yang tidak terdapat ibu/bapak kosnya, mereka menjawab bahwa saat terjadi pertikaian, yang melerai mereka adalah teman satu kos, bahkan terkadang tidak sama sekali.  Hal ini menunjukkan bahwa  secara tidak langsung Ibu/ Bapak kos juga turut berperan dalam kerukunan antar penghuni kos. Hal ini dikarenakan jika di dalam kos terdapat orang yang dituakan, dalam hal ini Ibu/Bapak kos, maka jika suatu ketika terjadi masalah atau pertikaian, maka Ibu/Bapak kos dapat berperan sebagai penengah yang dapat menyelesaikan masalah secara objektif.
Dari 15 mahasiswa yang berada dalam kos yang terdapat Ibu/Bapak kosnya, 9 dari mereka menjawab bahwa Ibu/Bapak kos mereka membatasi pergaulan mereka. Pembatasan pergaulan dalam hal ini bukanlah pembatasan pergaulan menurut kelas sosial. Akan tetapi, lebih kepada dengan mahasiswa seperti apa mereka bergaul. Sehingga dengan adanya pembatasan pergaulan yang dilakukan oleh Ibu/Bapak kos dapat memberikan batasan-batasan pergaulan kepada mahasiswa, agar mahasiswa tidak salah dalam bergaul. Sedangkan untuk mahasiswa yang berada dalam kos yang tidak terdapat Ibu/Bapak kosnya, pergaulan mereka cenderung bebas, karena tidak adanya orang yang memberikan arahan tentang kepada siapa seharusnya mereka bergaul.  Dengan adanya Ibu/Bapak kos juga dapat menjadikan sungkan teman lawan jenis untuk mengajak keluar mahasiswa, sehingga pergaulan bebas dengan lawan jenispun dapat dicegah.
















BAB V
KESIMPULAN
A.    Keimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1.      Keberadaan Ibu/Bapak kos berpengaruh terhadap pergaulan mahasiswa UNNES.
2.      100% mahasiswa UNNES menyatakan bahwa keberadaan Ibu/Bapak kos penting dan dibutuhkan oleh mahasiswa.
B.     Saran
Saran yang penulis ingin sampaikan antara lain:
1.      Mahasiswa UNNES sebaiknya tinggal di kos yang di dalamnya terdapat Ibu/Bapak kosnya.
2.      Untuk mahasiswa yang tidak terdapat Ibu/Bapak kosnya sebaiknya lebih berhati-hati dan jangan lupa mengunci pintu kos.




















DAFTAR PUSTAKA

Suryaman, Baban. 2011. Dampak Pergaulan Bebas terhadap Remaja. www.kosmaext2010.com. 24 September 2011.
______. 1999. Etika Pergaulan Mahasiswa Gunadarma. http://google.com. 24 September 2011.
Sasya. _____. Etika Pergaulan Mahasiswa. http://google.com. 24 September 2011.
http://wikipedia.com

Komentar

Postingan Populer